Kisah Tragis Sulfikar Hartono dan Postingan Takbiran yang Menghantui
Pada tahun 2018, seorang pemuda bernama Sulfikar Hartono mendadak menjadi viral di Facebook. Status yang ia posting mengenai kegiatan malam takbiran membuatnya menjadi topik pembicaraan banyak orang. Dalam postingannya yang diunggah pada 21 Agustus 2018, Sulfikar menulis, "Takbiran ya balapan," yang secara tidak langsung mengungkapkan niatnya untuk ikut balapan liar saat malam takbiran Idul Fitri.
Malam Takbiran yang Berujung Tragis
Tak lama setelah status tersebut, Sulfikar Hartono melanjutkan aktivitasnya dengan mengunggah foto motornya yang berwarna merah di Facebook. Motor tersebut menjadi ikonik setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya. Pada malam takbiran, tepatnya saat Idul Fitri tahun 2018, Sulfikar terlibat dalam balapan liar di jalan raya Majauleng, Wajo, Sulawesi Selatan.
Kecelakaan tersebut menjadi titik balik dalam cerita hidup Sulfikar. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan dirinya tergeletak tak sadarkan diri, dengan darah mengalir di wajahnya, terjatuh di samping motor yang sempat ia unggah sebelumnya. Sulfikar mengenakan pakaian hitam saat peristiwa tersebut terjadi, dan dalam beberapa saat setelahnya, ia dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan yang mengerikan tersebut.
Viral dan Mengundang Kenangan di Setiap Tahun
Meskipun telah meninggal dunia, nama Sulfikar Hartono tetap hidup di dunia maya. Postingan yang ia buat tentang “takbiran” dan balapan liar itu terus mengundang perhatian, terutama pada saat menjelang malam takbiran. Kini, postingan tersebut sudah mengumpulkan lebih dari 3,4 juta komentar dan 751 ribu likes. Komentar-komentar ini terus bertambah, dan banyak warganet yang kembali meninggalkan jejak pada setiap menjelang hari raya Idul Fitri, mengenang kejadian tragis tersebut.
Postingan ini bukan hanya sekadar kenangan bagi Sulfikar Hartono, tetapi juga menjadi sebuah peringatan bagi banyak orang mengenai bahaya balapan liar yang sering dilakukan tanpa memperhitungkan keselamatan. Warganet di Facebook yang sempat ikut bersimpati dan berkomentar di postingannya terus mengenang kejadian tersebut sebagai sebuah tragedi yang bisa mengingatkan kita semua untuk lebih berhati-hati dalam berkendara.
Kenangan dan Dampak Sosial
Fenomena ini menunjukkan bagaimana sebuah postingan bisa berkembang menjadi viral dan mempengaruhi banyak orang, bahkan setelah peristiwa yang terjadi. Bagi banyak orang, postingan Sulfikar Hartono bukan hanya sekadar status yang terabaikan, tetapi sebuah momen yang memberi dampak sosial besar. Tak jarang, beberapa warganet yang meninggalkan komentar di bawah postingan ini juga mengungkapkan rasa penyesalan dan keprihatinan atas apa yang terjadi.
Bagi banyak pengguna Facebook, setiap kali malam takbiran datang, tak dapat dipungkiri bahwa kenangan tentang Sulfikar Hartono akan kembali mencuat. Postingan yang semula hanya berisi candaan dan niat untuk ikut balapan liar kini menjadi sebuah legenda yang dikenang oleh banyak orang, mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan di jalan.
Kesimpulan
Kisah Sulfikar Hartono adalah contoh nyata dari bahaya balapan liar yang bisa mengancam nyawa. Meski telah tiada, Sulfikar terus dikenang lewat status Facebook-nya yang viral, mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga keselamatan saat berkendara, terutama pada saat-saat tertentu seperti malam takbiran. Seiring berjalannya waktu, komentar-komentar yang tertinggal di bawah postingan tersebut semakin banyak, bahkan mencapai angka lebih dari 2,9 juta komentar. Fenomena ini akan terus berlanjut, dan setiap menjelang hari raya, cerita tragis ini selalu mengingatkan kita akan dampak besar yang bisa terjadi akibat tindakan yang tidak bertanggung jawab di jalan raya.